QUANTUM LEARNING-QUANTUM TEACHING
Oleh: djoko adi walujo.
[Sebagian besar tulisan ini meresensi dari buku Quantum Teaching’ buah karya tiga pendekar pembelajar Bobbi DePorter-Mark Reardon, & Sarah Singer Nourie]
PENGANTAR
Sekolah masa depan adalah sekolah yang ditandai dengan pola pembelajaran yang menyenangkan, karena terdapat sebuah adigium yang menyatakan, “belajar akan efektif, kalau anda dalam keadaan fun”. Revolusi cara belajar mengubah segalannya, ketika citarasa yang menyenangkan menjadi atmosfir pembelajaran. “Warung Jamu”, adalah sebuah kaidah yang merupakan kepanjangan dari WAktu-RUaNG-JumlAh dan MUtu. Makna Warung Jamu adalah dimennsi ukur yang harus diperhatikan, ketika seorang Guru melakukan pembelajaran.
*
Kapan [waktu], kita melalukan pembelajaran
*
Pada rentangan bagaimana atau pada kondisi yang bagaimana [ruang], kita melakukan pembelajaran
*
Kuantitas audience [jumlah]
*
Kuliatas yang diharapkan [mutu]
Sejalan dengan kaidah tersebut, kita diingatkan pula dengan kaidah “ABCD” –[Audience, Behavior, Condition and Degree]. Kaidah inilah, bagaikan bintang pengarah para guru untuk memilih metode pembelajaran yang EER[ Efektif, Efisien dan Rasional].
Saat ini terjadi revolusi pembelajaran, yang mengenarasi banyak metode pembelajaran, namun kita dicermati adalah berubahnya paradigma pem,belajaran. Dari Guru sebagai pusat pembelajaran, atau semuanya sangat ditentutkan dari atas “driver company”, menuju pembelajaran yang memberikan ruang gerak secara utuh dan menyeluruh pada siswanya “driver customer”. Paradigma inilah yang menuntut setiap Guru untuk cermat dalam memilih metode pembelajaran.
Seorang-orang bernama Dr. Georgi Lozanov, yang kenal sebagai bapak pembelajaran dipercepat [accerated learning], pendidik asal Bulgaria, yang bereksperimen dengan suggestology ternyata mengilhami Bobi DePorter untuk mengembangkan metode pembelajaran, yang mengubah cahaya menjadi energi. Pembelajaran inilah yang disebut dengan “QUANTUM TEACHING”.
LAHIRNYA QUANTUM TEACHING
Perkembangan selanjutnya, Bobbi de Porter (penulis buku best seller Quantum Learning dan Quantum Teaching), murid Lozanov ini, bersama Mike Hernacki, mantan guru dan penulis, mengembangkan konsep Lozanov menjadi Quantum Learning. Metode belajar ini diadopsi dari beberapa teori. Antara lain sugesti, teori otak kanan dan kiri, teori otak triune, pilihan modalitas (visual, auditorial, dan kinestetik) dan pendidikan holistic
Buah pikir ini sukses diterapkan ketika di aplikasikan di Super Camp, lembaga kursus yang dibangun de Porter. Dan setelah dilakukan sebuah penelitian untuk disertasi doktroral pada 1991, dengan melibatkan sekitar 6.042 responden. Dari penelitian itu, Super Camp berhasil mendongkrak potensi psikis siswa. Antara lain peningkatan motivasi 80 persen, nilai belajar 73 persen, dan memperbesar keyakinan diri 81 persen.
Wahana pendidikan yang dikreasi de Porter itu, menjadi pusat percontohan tempat metode Quantum dipraktikkan. Remaja, karyawan, eksekutif perusahaan, menjadi murid di sekolah ini. Tujuannya satu: menjadi manusia baru. Pada akhirnya Quantum Learning itu kembali disempurnakan menjadi Quantum Teaching. Itulah sebabnya Jack Canfielf, penulis buku Chicken Soup of the Soul mengatakan, metode ini akan mengobarkan kembali api yang ada di dalam diri Anda
Quantum Teaching bahkan menggugat cara mengajar yang selama ini dilakukan secara ‘turun temurun’.
BERMACAM-MACAM MAKNA QUANTUM TEACHING
Hakikat Quantum Teaching adalah model pembelajaran yang menerapkan Quantum Learning. Acapkali dikatakan bahwa Quantum Leraning dimutakhirkan menjadi Quantum Teaching. Membicarakan Quantum Teaching sama dan sembanguin membicarakan Quantum Learning]
Quantum Learning, katanya, dapat pula didefinisi sebagai interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Semua kehidupan adalah energi. Dia mengatakan, rumus yang terkenal dalam fisika adalah massa kali kecepatam cahaya kuadrad siswa dan guru. ''Quantum Learning adalah gabungan yang sangat seimbang antara bekerja dan bermain, antara rangsangan internal dan eksternal,''.
Quantum learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Beberapa teknik yang dikemukakan merupakan teknik meningkatkan kemampuan diri yang sudah populer dan umum digunakan. Namun, Bobbi DePorter mengembangkan teknik-teknik yang sasaran akhirnya ditujukan untuk membantu para siswa menjadi responsif dan bergairah dalam menghadapi tantangan dan perubahan realitas (yang terkait dengan sifat jurnalisme). Quantum learning berakar dari upaya Georgi Lozanov, pendidik berkebangsaan Bulgaria. Ia melakukan eksperimen yang disebutnya suggestology (suggestopedia). Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detil apa pun memberikan sugesti positif atau negatif.
Selanjutnya Porter dkk mendefinisikan quantum learning sebagai “interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.” Mereka mengamsalkan kekuatan energi sebagai bagian penting dari tiap interaksi manusia. Dengan mengutip rumus klasik E = mc2, mereka alihkan ihwal energi itu ke dalam analogi tubuh manusia yang “secara fisik adalah materi”. “Sebagai pelajar, tujuan kita adalah meraih sebanyak mungkin cahaya: interaksi, hubungan, inspirasi agar menghasilkan energi cahaya”
PERSAMAAN QUANTUM TEACHING
Kata Quantum sendiri berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Jadi Quantum Teaching menciptakan lingkungan belajar yang efektif, dengan cara menggunakan unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas
Persamaan Quantum Teaching ini diibaratkan mengikuti konsep Fisika Quantum yaitu:
E = mc2
E = Energi (antusiasme, efektivitas belajar-mengajar,semangat)
M = massa (semua individu yang terlibat, situasi, materi, fisik)
c = interaksi (hubungan yang tercipta di kelas)
Berdasarkan persamaan ini dapat dipahami, interaksi serta proses pembelajaran yang tercipta akan berpengaruh besar sekali terhadap efektivitas dan antusiasme belajar pada peserta didik.
Bila metode ini diterapkan, maka guru akan lebih mencintai dan lebih berhasil dalam memberikan materi serta lebih dicintai anak didik karena guru mengoptimalkan berbagai metode.
Apalagi dalam Quantum Teaching ada istilah ‘Bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan hantarlah dunia kita ke dunia mereka’. Hal ini menunjukkan, betapa pengajara dengan Quantum Teaching tidak hanya menawarkan materi yang mesti dipelajari siswa. Tetapi jauh dari itu, siswa juga diajarkan bagaimana menciptakan hubungan emosional yang baik dalam dan ketika belajar
PRINSIP QUANTUM TEACHING
Selain itu, ada beberapa prinsip Quantum Teaching, yaitu:
1.
Segalanya berbicara, lingkungan kelas, bahasa tubuh, dan bahan pelajaran semuanya menyampaikan pesan tentang belajar.
2.
Segalanya bertujuan, siswa diberi tahu apa tujuan mereka mempelajari materi yang kita ajarkan.
3.
Pengalaman sebelum konsep, dari pengalaman guru dan siswa diperoleh banyak konsep.
4.
Akui setiap usaha, menghargai usaha siswa sekecil apa pun.
5.
Jika layak dipelajari, layak pula dirayakan, kita harus memberi pujian pada siswa yang terlibat aktif pada pelajaran kita. Misalnya saja dengan memberi tepuk tangan, berkata: bagus!, baik!, dll.
Lebih jauh, dunia pendidikan akan semakin maju ke depannya. Sebab, Quantum Teaching akan membantu siswa dalam menumbuhkan minat siswa untuk terus belajar dengan semangat. Apalagi Quantum Teaching juga sangat menekankan pada pentingnya bahasa tubuh. Seperti tersenyum, bahu tegak, kepala ke atas, mengadakan kontak mata dengan siswa dan lain-lain. Citarasa menyenagkan seperti humor dilakukan dengan maksud agar KBM tidak membosankan
KERANGKA RANCANGAN BELAJAR QUANTUM TEACHING
Kerangka rancangan Belajar Quantum Teaching yang dikenal sebagai TANDUR
1.
TUMBUHKAN. Tumbuh- kan minat, motivasi, empati, simpati, dan haraga diri dengan memuaskan “Apakah Manfaat BAgiKU “ (AMBAK), dan manfaatkan kehidupan siswa
2.
ALAMI. Ciptakan atau hadirkan pengalaman umum yang dapat dimengerti, dan dipahami semua pelajar
3.
NAMAI. Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi sebuah “masukan”
4.
DEMONSTRASIKAN. Sediakan kesempatan bagi pelajar untuk ‘menunjukkan bahwa mereka tahu”, dan ingat setiap siswa memiliki cara yang berbeda dalam menyelesaikan pekerjaan.
5.
ULANGI. Tunjukkan siswar cara-cara mengulang materi dan menegaskan , “Aku tahu dan memang tahu ini”. Sekaligus berikan simpulan
6.
RAYAKAN. Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan
7 KUNCI KEUNGGULAN QUANTUM TEACHING
1.
Integritas: Bersikaplah jujur, tulus, dan menyeluruh. Selaraskan nilai-nilai dengan perilaku Anda
2.
Kegagalan awal kesuksesan: Pahamilah bahwa kegagalan hanyalah memberikan informasi yang Anda butuhkan untuk sukses
3.
Bicaralah dengan niatan baik: Berbicaralah dengan pengertian positif, dan bertanggung jawablah untuk berkomunikasi yang jujur dan lurus. Hindari gosip.
4.
Komitmen: Penuhi janji dan kewajiban, laksanakan visi dan lakukan apa yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
5.
Tanggung jawab: Bertanggungjawablah atas tindakan Anda.
6.
Sikap Fleksibel: Bersikaplah terbuka terhadap perubahan atau pendekatan baru yang dapat membantu Anda memperoleh hasil yang diinginkan.
7.
Keseimbangan: Jaga keselarasan pikiran, tubuh, dan jiwa Anda. Sisihkan waktu untuk membangun dan memelihara tiga bidang ini.
13 SUKSES KOMUNIKASI ALA QUANTUM TEACHING
1.
Antusias : menampilkan semangat untuk hidup, angkat optisme
2.
Berwibawa : menggerakkan orang, kuci keteladan
3.
Optimis : melihat peluang dalam saat ini dan yang akan datang
4.
Look Friendly, Sound Friendly and Feel Friendly: mudah menjalin hubungan dengan beragam peserta didik
5.
Citarasa humor : selalu dalam suasana segar
6.
Sarwa cara : menemukan lebih dari satu untuk mencapai hasil
7.
Menerima : mencari di balik tindakan dan penampilan luar untuk menemukan nilai-nilai inti
8.
Mampu komunikasi : berkomunikasi dengan jelas, ringkas, dan jujur
9.
Ikhlas : memiliki niat dan motivasi positif
10.
Spontan : dapat mengikuti irama dan tetap menjaga hasil
11.
Menarik dan tertarik : mengaitkan setiap informasi dengan pengalaman hidup peserta didik dan peduli akan diri peserta didik
12.
Menganggap peserta didik “mampu” : percaya akan keberhasilan peserta didik
13.
Memicu dan memacu harapan tinggi: membuat pedoman kualitas hubungan dan kualitas kerja yang memacu dan memicu setiap peserta didik untuk berusaha sebaik mungkin
QUANTUM TEACHING = ORKESTRASI INTERAKSI DI DOMAIN BELAJAR
Quantum Teaching adalah orkestra dari warna-warni interaksi yang ada di dalam dan disekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi dirinya dan orang sekitarnya.
Orkestra merupakan kolaborasi berbagai interaksi belajar yang terdiri dari konteks maupun kontens. Konteksnya meliputi (1) suasana pembelajaran, (2) landasan/kerangka kerja (3) lingkungan pembelajaran (4) perancangan pembelajaran yang dinamis. Sedangkan kontensnya meliputi (1) presentasi/cara penyampaian materi (2) pemberdayaan fasilitas (3) ketrampilan hidup dan
Kamis, 22 Oktober 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar