Resensi Buku : Kurikulum & Pengajaran
Judul Buku : Kurikulum & Pengajaran
Penulis : Prof. Dr. S. Nasution MA
Penerbit : PT. Bumi Aksara
Tebal : + 183 halaman
Resensi Bab I
Konsep-konsep kurikulum dan pengajaran
Kurikulum adalah suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajar, yang dimana kurikulum dibagi menjadi 2 yaitu kurikulum formal dan kurikulum non formal. Salah satu pegangannya dalam pengembangan kurikulum ialah berdasarkan prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh Rolph Tayler, dalam pengembangannya kurikulum mempunyai 2 proses yakni pengembangan pedoman kurikulum dan pengembangan pedoman instruksional. Ini dimaksud untuk meningkatkan mutu sekolah dan universitas dengan meningkatkan efektifitas mengajar dalam mengajar.
Komentar :
dengan adanya kurikulum kita dapat mengetahui sistem pendidikan kita lebih terarah dan sistematis sehingga pendidikan di indonesia akan lebih maju dan efesien.
Bab II
Determinan Kurikulum
Determinan kurikulum disebut juga dengan asas-asas kurikulum dimana ada 4 determinan kurikulum yakni :
1. Determinan filosofis terdiri dari :
a. Falsafah negara
Dimana falsafah ini selalu harus di jadikan kerangka utama yang mengendalikan penyelenggaraan lembaga-lembaga pendidikan di negara bersangkutan dan oleh karena itu akan mempengaruhi semua keputusan dalam pengembangan kurikulum
b. Falsafah lembaga pendidikan
Kebanyakan hal, falsafah suatu lembga pendidikan jarang sekali dinyatakan secara spesifik dan eksplisit dalam bentuk tertulis, setidaknya harus dicantumkan hal-hal sebagai berikut :
- Alasan rasional tentang eksistensi lembaga pendidikan
- Prinsip-prinsip pokok yang mendasari
- Nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang dijunjung tinggi
- Prinsip-prinsip pendidikan mengenai hakikat sisw, hakikat proses belajar mengaja hakikat pengetahuan
Sehingga memberikan arah yang jelas bagi proses pengembangan
c. Falsafat guru
Falsafah guru harus konsisten dengan falsafah setelah agar ia dapat membimbing siswa ke arah tujuan pendidikan seperti dirumuskan dalam kurikulum.
2. Determinal Sosiologis
Tiap kurikulum mencerminkan keinginan, cita-cita tuntutan dan kebutuhan masyarakat, karena setelah didirikan oleh dan untuk masyarakat, sehingga sudah sewajarnya pendidikan harus memperhatikan dan merespon terhadap suara-suara dalam masyarakat.
Keputusan yang diambil mengenai kurikulum akhirnya bergantung pada bagaimana pengembangan kurikulum memandang dunia tempat ia hidup, bagaimana ia bereaksi terhadap berbagai kebutuhan yang dikemukakan oleh berbagai golongan dalam masyarakat dan juga falsafah hidup dan falsafah pendidikannya.
Determinan Psikologis
Determinan ini mempunyai 2 demensi saling berkaitan yaitu :
Teori belajar dan hakikat belajar dalam teori belajar ada 5 kelompok terdiri dari yakni, behaviorisme, psikologi daya, perkembangan kognitif, teori lapangan, teori kepribadian. Sedangkan hakikat belajar berkenaan dengan motivasi, kesiapan kematanagn intelektual, kematangan emoral dan latar belakang pengalaman.
Determinan hakikat pengetahuan
Pengetahuan berubah dan meluas dengan kelajuan yang kian cepat :
Komentar :
dengan kita mengetahui asas-asas kurikulum kita dapat mengerti batasan-batasan yang digunakan dalam pembuatan kurikulumsehingga sesuai dengan arahan pengajaran di kelas
Resensi Bab III
Pendekatan-pendekatan dalam pengembangan
Pendekatan-pendekatan dalam pengembangan kurikulum
1. Pendekatan bidang studi : pendekatan ini menggunakan bidang studi/ mata pelajaran sebagai dasar kurikulum yang diutamakan dalam pendekatan ini ialah penguasaan bahan dan proses dalam disiplin ilmu, sehingga lebih mudah dipertanggungjawabkan
2. Pendekatan Interadisipliner
Beberapa pendekatan interdisipliner dalam pengembangan kurikulum
a. Pendekatan broad – field
Pendekatan ini berusaha mengintegrasikan beberapa disiplin/ mata pelajaran yang saling berkaitan agar siswa memahami ilmu pengetahuan tidak ada ada dalam kehampaan akan tetapi merupakan bagian integral dari kehidupan manusia
b. Pendekatan kurikulum inti
Kurikulum ini berusaha menghilangkan tembok pemisah yang tak wajar antara berbagai disiplin ilmu agar siswa dapat menerapkan secara fungsional pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya guna memecahkan masalah sosial personal
c. Pendekatan kurikulum inti di perguruan tinggi
Pengetahuan inti yang pokok yang diambil dari semua disiplin ilmu yang dianggap esensial mengenai kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang layak dimiliki oleh tiap orang terdidik
d. Pendekatan kurikulum fusi
Kurikulum ini menyatukan dua disiplin trasional menjadi bidang studi
3. Pendekatan rekonstruksionisme
Pendekatan ini juga disebut rekonstruksi sosial karena memfokuskan kurikulum pada masalah-masalah penting yang dihadapi dalam masyarakat seperti ledakan penduduk, polusi, kemiskinan, dan lain-lain.
4. Pendekatan hemonistik
Kurikulum ini berpusat pada siswa dengan mengutamakan perkembangan siswa sebagai prasyarat dan sebagai bagian integral dari proses belaja
5. Pendekatan pembangunan rasional
Pendekatan ini mempunyai 3 unsur :
a. Pendidikan
Berorientasi pada sistem politik negara menentukan peranan, hak dan kewajiban tiap negara, dalam masyarakat ada 3 warga negara yakni warganegara apatis, pasif, dan aktif
b. Pendidikan pembangunan rasional
Tujuan pendidikan ini ialah mempersiapkan tenaga kerja yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan
c. Pendidikan keterampilan untuk kehidupan praktis
Yakni keterampilan mencari nafkah, keterampilan untuk mengembangkan masyarakat, keterampilan warga negara yang baik
Komentar :
dengan kita mengetahui pendekatan-pendekatan diatas kita dapat mengembangkan ilmu politik, mengelola ketenaga kerjaan serta merespon pembangaunan pendidikan di Indonesia.
Resenisi Bab IV
Tujuan Pengajaran
Dalam tujuan pengajaran ialah membantu siswa mengembangkan sikap terhadap kesegaran dan jasmani dnegan maksud agar siswa didorong untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi kesehatannya tujuan pengajaran sama dengan tujuan mata pelajaran yang dirumuskan dari 3 aspek yakni aspek kognitif yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi, ke 2 tanah efektif yang terdiri dari menerima (memperhatikan), merespon, menghargai, organisasi, karakteristik suatu nilai/perangkat nilai-nilai, sedangkan aspek yang ketiga ranah psikomotor yakni terdiri dari gerak refleks, gerakan dasar yang fundamental, keterampilan persptual, keterampilan fisik, gerakan terampil, komunikasi non-diskursif (hubungan tanpa bahasa, melainkan melalui gerakan).
Komentar :
Pada bab ini kita dapat mengetahui apa tujuan pengajaran dimana tujuan pengajaran ialah membantu siswa mengembangkan sikap dan prilakunya.
Resensi Bab V
Strategi dan sumber mengajar
Strategi dan sumber mengajar bagian yang sangat penting dalam pengembangan kurikulum agar apa yang direncanakan dapat dilaksanakn sebaik-baiknya. Strategi mengajar yang banyak digunakan adalah melalui kuliah, demonstrasi, praktek latihan, diskusi bertanya, analisisi situasi dilema, penemuan, kerja dilapangan pemprosesan informasi, penelitian akademis, pemecahan masalah, dramatisasi bermain peranan, stimulasi dan proyek aksi. Dalam strategi belajar mengajar harus dibarengi dengan sumber mengajar biasanya sumber belajar ini berupa bahan cetakan, buku pelajaran transparan, proyektor, diagram, permainan simulasi, gambar dan segala alat yang dapat menunjang proses belajar mengajar tidak membosankan.
Komentar :
Dengan adanya strategi dan sumber belajar guru dapat megnelola kegiatan pengajaran di kelas tanpa adanya kegiatan membosankan.
Resensi Bab VI
Mendesain rencana evaluasi kurikulum
Desain evaluasi kurikulum hubungan bagian yang dianak trikan dalam pengembangan kurikulum. Jika evaluasi diadakan secara terus menerus mungkin kurikulum diganti seluruhnya akan tetapi dapat senantiasa di perbaiki dan disempurnakan serta disesuaikan dengan perkembangan jaman. Mendesain kurikulum biasanya terdiri atas 5 langkah yaitu :
1) Merumuskan tujuan evaluasi;
2) Mendesain proses dan metodologi evaluasi;
3) Menspeksifikasi data yang diperlukan untuk menyusun instrumen bagi proses pengumpulan data;
4) Mengumpulkan, menyusun, dan mengolah data;
5) Menganalisis data dan menyusun laporan megnenai hasil-hasil, kesimpulan dan rekomendasi.
Komentar :
dengan adanya desain kurikulum dapat mengetahui apa yang ada dalam perumusan kurikulum sehingga dapat dipakai dalam pengajaran.
resensi Bab VII
Mendesain Rencana Instruksional Pengajaran Efektif
Dasar desain instruksional mempunyai 2 dimensi yaitu dimensi kognitif dan efektif. Dimana kedua dimensi itu harus diperhitungkan dalam kegiatan mengajar dan belajar pada tingkat mikro, yakni dalam menghadapi situasi belajar mengajar dalam kelas sehingga peranan guru sangat penting dalam tumbuh dan kembang siswa dalam proses belajar mengajar. Instruksi atau pengajaran ialah proses interaktif yang berlangsung antara guru dan siswa atau kelompok siswa dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap, serta memantapkan apa yang dipelajari. Pengajaran yang efektif terdiri atas empat komponen yaitu yang pertama ialah mengadakan asesmen atau mendiagnosis, ini terdiri dari beberapa fase yakni permulaan proses instruksional, selama proses mengajar, dan asesmen pada akhir lingkaran instruksional, sedangkan yang kedua perencanaan pengajaran terjadi pada 2 tingkatan yakni tingkat kurikulum umum dan tingkat instruksional yagn spesifik untuk pengajaran dalam kelas. Yang ketiga pengajaran efektif dan terakhir latihan dan reinforcement ialah usaha untuk memantapkan penguasaan bahan pengajaran oleh siswa harus direncanakan kegiatann-kegiatannya dan harus dipandang sebagai bagian integral dari persiapan pelajaran harian / mingguan.
Komentar :
Dengan adanya sistem ini hubungan antara guru dan siswa akan saling bekerja sama dalam peranan proses belajar didalam kelas sehinga system belajar mengajar akan jalan dengan sempurna.
Resensi Bab VIII
Mengembangkan Keterampilan Berpikir dan Memecahkan Masalah
Pemecahan masalah bukan perbuatan yang sederhan, akan tetapi lebih kompleks daripada yang diduga pemecahan memerlukan keterampilan berpikir yaitu dengan mengamati, melaporkan, mendeskripsikan, menganalisis, mengklasifikasi, menafsirkan, mengkritik, meramalkan, menarik kesimpulan dan membuat generalisasi berdasarkan infornasi yang dikumpulkan dan diolah. Sedangkan untuk memecahkan masalah dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan yakni pendekatan reaktif, pendekatan antisipatif, pendekatan reflektif, dan pendekatan impulsif. Adapun langkah-langkah pemecahan masalah yaitu mengidentifikasi dan merumuskan masalah, mengemukakan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, mengambil kesimpulan. Ada beberapa unsur-unsur keterapilan berpikir yaitu mengamati, melaporkan, mengklasifikasi, memberi label, menyusun dan mengurutkan, menginterprestasikan, membuat inferensi, dan memecahkan problema.
Komentar :
Saya setuju adanya system mengembangkan keterampilan berpikir dan memecahkan masalah sehingga setiap manusia mempunyai jiwa didalam dirinya dalam memecahkan berbagai persoalan atau masalah.
Resensi Bab IX
Perencanaan Instruksional Untuk Tujuan Afektif
Pendidikan afektif, khususnya pendidikan nilai-nilai sejak dulu telah menjadi bagian integral dari pendidikan-pendidikan nilai-nilai ialah proses membantu siswa menjajaki nilai-nilai yang mereka miliki secara kritis agar meningkatkan mutu pemikiran dan perasaan mereka tentang nilai-nilai. Pendidikan Afektif mencakup pendidikan nilai-nilai dan pendidikan moral, Pendidikan Afektif bertujuan membantu siswa agar ia meningkatkan dalam hirarki / mematangkan diri secara moral dan menginternalisasi nilai-nilai yang diterima oleh masyarakat, sangat esensial bagi kehidupan individu dalam masyarakatnya. Dalam pendidikan afektif dihadapi sejumlah istilah yang perlu dipahami artinya yaitu kepercayaan, sikap, nilai-nilai, moral, intensi (Itikad) agar siswa dapat mempertinggi kemampuannya mengambil keputusan yang lebih matang dan tepat.
Komentar :
Dengan system ini juga secara individu akan membuat kualitas hidup kita menjadi lebih maju bukan secara pemikiran tapi secara kepribadian.
Resensi Bab X
Pendidikan Afektif, Perspektif Historis, Dan Modal-Modal Pendidikan Afektif.
Pendidikan Afektif dipandang sebagai bidang studi interdisipuner karena didasarkan atas berbagai bidang ilmu seperti falsafah moral sosial (hobby, rousseau, piaget, dan durkham). Psikologi (bigmund freudhon dewey, jean plaget, dan teori kepribadian (peck dan havighurst cebraham maslow), karena masing-masing bidang mempunyai sumbangsih besar menurut perspektif, latar belakang, dan hakikat disiplinnya.
Ada sejumlah modal pendidikan afektif dimana tiap modal mempunyai tujuan, proses, strategi mengajar dan hasil belajar yang agak berlawanan yaitu modal konsiderasi (kepedulian), modal pembentukan rasional, modal values clarifikation.
Komentar :
Pendidikan ini akan membuat para siswa memperdalam falsafah ilmu yang jarang ditemui.
Minggu, 13 September 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar