Arti mencintai
Diposkan oleh laode ardiansyah
Mencintai seseorang bukanlah ketika dirimu berkehendak memiliki dirinya dengan mengatakan bahwa kau mencintainya,,,Tetapi mencintai seseorang adalah ketika engkau siap melepaskannya demi bahagianya,,,Mencintai seseorang bukan pula ketika dirimu berkehendak mendengarkan kebersediaannya mendampingimu untuk waktu yang engkau sendiri tak tahu akan halnya,,,Tetapi mencintai seseorang adalah ketika dirimu merelakan dia untuk tidak berada disampingmu selamanya demi bahagianya,,,Mencintai seseorang bukanlah ketika dirimu, dengan angkuhnya, menjadi penyebab menetesnya air mata dari kedua matanya,,,Tetapi mencintai seseorang adalah ketika engkau memeluknya erat, melindungi dirinya dari perasaan kecewa dan sakit hati,,,Mencintai seseorang bukanlah ketika dirimu berada disampingnya ketika kau berjalan meniti hidup,,,Tetapi mencintai seseorang adalah ketika dirimu merelakan tubuhmu, menjadi pilar yang melindungi dirinya, memastikan bahwa esok dia akan tetap bahagia, seperti terakhir kali kau lihat senyumannya,,,Mencintai seseorang bukan suatu hal yang mudah dilakukan, maka itu sebelum kau putuskan untuk mencintai seseorang, pastikan bahwa kau cukup tangguh untuk menjadi orang yang rela melepasnya kelak, demi bahagianya,,,
menCINTAI seseORANg
Sangatlah menyakitkan mencintai seseorang tetapi tidak dicintai olehnya
Tetapi lebih indah untuk mencintai dan tidak pernah
menemukan keberanian untuk memberitahu mereka apa yang kamu rasakan.
Hanya perlu satu menit untuk menghancurkan seseorang,
satu jam untuk menyukai seseorang,
satu hari untuk mencintai seseorang,
tetapi membutuhkan seumur hidup untuk melupakan seseorang .
Mungkin Tuhan menginginkan kita untuk bertemu
dengan orang yang tidak tepat sebelum bertemu.
Jadi ketika kita akhirnya bertemu dengan orang yang tepat,
kita akan tahu betapa berharganya anugerah tersebut .
Cinta adalah ketika kamu membawa perasaan,
kesabaran dan romantis dalam suatu hubungan dan
menemukan bahwa kamu peduli dengan dia.
Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu
bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu.
Hanya untuk menemukan bahwa pada akhirnya menjadi
tidak berarti dan kamu harus membiarkannya pergi.
Ketika pintu kebahagiaan tertutup, yang lain terbuka.
Tetapi kadang-kadang kita menatap terlalu lama
pada pintu yang telah tertutup itu sehingga kita tidak
melihat pintu lain yang telah terbuka untuk kita.
Teman yang terbaik adalah teman dimana kamu dapat
duduk bersamanya dan merasa terbuai, dan tidak pernah
mengatakan apa-apa dan kemudian berjalan bersama.
Perasaan seperti itu adalah percakapan termanis yang pernah kamu rasakan.
Memberikan seseorang semua cintamu tidak pernah
menjamin bahwa mereka akan mencintai kamu juga !!!
Jangan mengharapkan cinta sebagai balasan,
tunggulah sampai itu tumbuh didalam hati mereka.
Tetapi jika tidak, pastikan dia tumbuh didalam hatimu.
Jangan pernah berkata selamat tinggal
jika kamu masih ingin mencoba.
Jangan menyerah selama kamu merasa masih dapat maju.
Jangan pernah berkata kamu tidak mencintai orang itu lagi,
bila kamu tidak bisa membiarkannya pergi.
Cinta datang
Kepada orang yang masih mempunyai harapan walapun mereka telah dikecewakan.
Kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah dikhianati.
Kepada mereka yang masih ingin mencintai, walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan
Kepada mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangun kembali kepercayaan
Jangan melihat dari wajah, itu bisa menipu.
Jangan melihat kekayaan, itu bisa menghilang.
Datanglah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum
karena sebuah senyuman dapat membuat hari yang gelap menjadi cerah.
Berharaplah kamu dapat menemukan seseorang yang dapat membuatmu tersenyum.
Ada saat di dalam kehidupanmu dimana kamu sangat merindukan seseorang,
kamu ingin mengambil mereka dari mimpimu dan benar-benar memeluk dia.
pergilah kemana kamu ingin pergi, jadilah sesuai dengan keinginan kamu,
karena kamu hanya hidup sekali dan satu kesempatan untuk melakukan apa yang kamu inginkan.
Semoga kamu mendapat cukup kebahagiaan untuk membuat kamu bahagia,
cukup cobaan untuk membuat kamu kuat,
cukup penderitaan untuk membuat kamu menjadi manusia yang sesungguhnya,
dan cukup harapan untuk membuat kamu bahagia.
Selalu letakkan dirimu pada posisi orang lain.
Jika kamu merasa bahwa itu menyakitkan kamu,
sebab mungkin itu menyakitkan orang itu juga.
Kata-kata yang ceroboh dapat mengakibatkan perselisihan,
kata-kata yang kasar bisa membuat celaka,
kata-kata yang tepat waktu dapat mengurangi ketegangan,
dan kata-kata cinta dapat menyembuhkan.
Permulaan cinta adalah dengan membiarkan orang yang kita cintai menjadi dirinya sendiri
dan tidak membentuk mereka menjadi sesuai keinginan kita.
Dengan kata lain kita mencintai bayangan kita yang ada pada diri mereka.
Orang yang bahagia tidak perlu memiliki yang terbaik dari segala hal.
Mereka hanya menganggap segala hal yang datang dalam hidup mereka
adalah atas kehendak dari Tuhannya.
Kebahagiaan adalah bohong bagi mereka yang menangis,
mereka yang terluka, mereka yang mencari, mereka yang mencoba.
Mereka hanya bisa menghargai orang-orang yang penting yang telah menyentuh hidup mereka.
Cinta mulai dengan senyuman, tumbuh dengan kepercayaan
dan berakhir dengan air mata.
Masa depan yang cerah berdasarkan pada masa lalu yang telah dilupakan.
Kamu tidak dapat melangkah dengan baik dalam kehidupan kamu
sampai kamu melupakan kegagalan kamu dan rasa sakit hati.
Ketika kamu lahir, kamu menangis dan semua orang di sekeliling kamu tersenyum.
Hiduplah dengan hidupmu, jadi ketika kamu meninggal,
kamu satu-satunya yang tersenyum dan semua orang di sekeliling kamu menangis.
karena kamu begitu berharga bagi orang disekeliling kamu,
tunjukkanlah cinta dari hatimu dan biar khan sekeliling kamu menyadari bahwa
mereka berarti buat dirimu dan kamu berarti buat diri mereka.
Mencintai tak harus memiliki.
“Mencintai tak harus memilki…,” demikian syair sebuah lagu yang terdengar di radio. Ini kisah cinta yang tak kesampaian, entah karena cinta tak berbalas, maupun dua insan yang saling mencintai tapi terpaksa tak bisa bersatu.
Ini kisah si Lanang, sebut saja namanya begitu, yang cinta setengah mati kepada Melati, gadis idamannya sejak masa SMA. Cinta si Lanang tak berbalas. Selain mungkin Melati tidak tertarik dengan Lanang, mungkin juga faktor beda keyakinan antara keduanya telah menjadi kendala.
Lanang adalah pemuda yang brilyan dalam pelajaran. Prestasinya mengagumkan. Namun dalam urusan cinta, tampaknya Lanang tak bisa berpikir jernih. Ketika Melati menikah dengan orang lain, Lanang masih mencintai. Ketika Melati sudah berputra, Lanang pun masih mencintai. Melati adalah ‘cinta sejati’ Lanang (tentu saja menurut versi Lanang sendiri).
Kuliah Lanang akhirnya berantakan. Menurut teman-temannya, tampaknya masalah cinta kepada Melati memberi andil utama kacaunya konsentrasi Lanang kepada kuliahnya. Hidup Lanang berantakan karena kesetiaan kepada cintanya sendiri. Ah, Lanang, seharusnya kau tahu bahwa mencintai tak harus memiliki….
Apakah di antara Anda ada yang mengalami kasus mencintai tapi tak memiliki? Pendapat saya, mencintai harusnya memiliki. Kalau tidak bisa dimiliki, JANGAN dicintai (atau kurangilah cinta Anda).
Baik, agar lebih netral, boleh mencintai tanpa memiliki, tapi CINTAILAH YANG ANDA MILIKI.
Banyak terjadi pasangan suami istri yang diam-diam masih berselingkuh hatinya. Salah satu dari mereka masih memendam cinta yang amat sangat kepada ‘cinta sejati’nya. Hatinya masih terus mengingat masa lalunya. Sementara mungkin yang sedang ia ingat itu tidak balas mengingatnya sedikitpun. Sebaliknya, pasangan yang kini dimiliki dan memiliki, justru tidak mendapat cinta yang penuh. Bayang-bayang masa lalu masih melekat, bagaikan beban berat di punggung yang tak bisa dilepaskan.
Bila Anda mencintai sesuatu, kemudian gagal memilikinya, relakan saja. Punahkan cintamu itu dan arahkan kepada yang bisa engkau miliki. Kemampuan melepaskan apa yang luput dan hilang darimu adalah bagian dari keimananmu kepada Tuhan. Pantaskah kita menganggap apa yang terbaik bagi kita adalah yang luput itu? Mengapa tidak kita syukuri apa yang diberikan-Nya kepada kita?
Mencintai sesuatu yang tidak dimiliki sebenarnya adalah tindakan yang buruk, karena menguras energi. Cinta adalah perhatian yang memerlukan energi perasaan dan pikiran. Mencintai memerlukan energi. Karena itulah yang terbaik adalah saling mencintai, suatu kondisi saling memberi energi. Bila kita saling mencintai, maka kedua pihak akan semakin sehat dan tumbuh. Bila hanya salah satu yang mencintai, maka si pecinta akan terus mengeluarkan energinya dan suatu saat mengalami kemunduran, fisik maupun mental. Hanya mereka yang punya tingkatan ikhlas tinggi sajalah, mampu menyerap dengan mudah energi dari alam semesta untuk kemudian disalurkan menjadi energi cinta kepada makhluk lain. Dan kalau memang punya keikhlasan tinggi, bukankah sangat mudah untuk melepaskan apa yang luput itu?
Bila Anda pernah mencintai seseorang, dan lalu menjadi milik orang lain. Punahkan cintamu kepadanya. Carilah sosok lain yang bisa mengimbangi cintamu, dan cintailah sepenuh-penuhnya. Cinta searah tak akan menumbuhkan, cinta dua arah akan saling menumbuhkan.
Kisah si Lanang adalah kisah nyata seorang teman saya. Syukurlah, setelah kejatuhan yang begitu menyakitkan, kini dia bisa menerima dan memulai kehidupan yang baru.
Mencintai tak harus memiliki. Setelah gagal memiliki, tak usahlah terus mencintai. Carilah ganti, dan kemudian cintailah apa yang kau miliki.
Mencintai, harusnya memiliki. Setuju?
Mencintai Itu Keputusan
Lelaki tua menjelang 80-an itu menatap istrinya. Lekat-lekat. Nanar. Gadis itu masih terlalu belia. Baru saja mekar. Ini bukan persekutuan yang mudah. Tapi ia sudah memutuskan untuk mencintainya. Sebentar kemudian ia pun berkata, "Kamu kaget melihat semua ubanku? Percayalah! Hanya kebaikan yang akan kamu temui disini. " Itulah kalimat pertama Utsman bin Affan ketika menyambut istri terakhirnya dari Syam, Naila. Selanjutnya adalah bukti.
Sebab cinta adalah kata lain dari memberi… sebab memberi adalah pekerjaan… sebab pekerjaan cinta dalam siklus memperhatikan, menumbuhkan, merawat dan melindungi itu berat… sebab pekerjaan berat itu harus ditunaikan dalam waktu lama… sebab pekerjaan berat dalam waktu lama begitu hanya mungkin dilakukan oleh mereka yang memiliki kepribadian kuat dan tangguh… maka setiap orang hendaklah berhati-hati saat ia akan mengatakan, "Aku mencintaimu." Kepada siapa pun! Sebab itu adalah keputusan besar.
Ada taruhan kepribadian disitu."Aku mencintaimu," adalah ungkapan lain dari, "Aku ingin memberimu sesuatu, aku akan memperhatikan dirimu dan semua situasimu untuk mengetahui apa yang kamu butuhkan untuk tumbuh menjadi lebih baik dan bahagia… aku akan bekerja keras untuk memfasilitasi dirimu agar bisa tumbuh semaksimal mungkin… aku akan merawat dengan segenap kasih sayangku proses pertumbuhan dirimu melalui kebajikan harian yang akan kulakukan padamu…" Taruhannya adalah kepercayaan orang yang kita cintai terhadap integritas kepribadian kita. "Aku mencintaimu" merupakan deklarasi jiwa bukan saja tentang rasa suka dan ketertarikan, tapi terutama tentang kesiapan dan kemampuan memberi, kesiapan dan kemampuan berkorban, kesiapan dan kemampuan melakukan pekerjaan-pekerjaan cinta: memperhatikan, menumbuhkan, merawat dan melindungi.
Sekali deklarasi cinta tidak terbukti, kepercayaan hilang lenyap. Tidak ada cinta tanpa kepercayaan. Begitulah bersama waktu suami atau istri kehilangan kepercayaan kepada pasangannya. Atau anak kehilangan kepercayaan kepada orang tuanya, atau rakyat kehilangan kepercayaan kepada pemimpinnya. Semua dalam satu situasi: cinta yang tidak terbukti. Ini yang menjelaskan mengapa cinta yang terasa begitu panas membara di awal hubungan lantas jadi redup dan padam pada tahun kedua, ketiga dan seterusnya. Dan tiba-tiba saja perkawinan bubar, persahabatan berakhir, keluarga berantakan, atau pemimpin jatuh karena tidak dipercaya rakyatnya.
Jalan hidup kita biasanya tidak linear. Tidak juga seterusnya pendakian. Atau penurunan. Karena itu konteks di mana pekerjaan-pekerjaan cinta dilakukan tidak selalu kondusif secara emosional. Tapi disitulah tantangannya: membuktikan ketulusan di tengah situasi-situasi sulit. Disitu konsistensi teruji, disitu juga integritas terbukti. Sebab mereka yang bisa mengejawantahkan cinta di tengah situasi yang sulit, jauh lebih bisa membuktikannya dalam situasi yang longgar. Mereka yang dicintai dengan cara begitu, biasanya merasakan bahwa hati dan jiwanya penuh seluruh. Bahagia sebahagia-bahagianya. Puas sepuas-puasnya. Sampai tak ada tempat bagi yang lain.
Minggu, 13 September 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
aku suka banget sama artikel cinta ny
BalasHapusmungkin aku bisa belajar dari situ